Puisi Patah Hati (Bukan Salah Tembok)

Tiba-tiba aku mengepalkan tangan, lalu kuhujamkan pukulan ke tembok bisu itu. Entahlah sepertinya tembok itu seakan harus kuhancurkan.

Aku lihat tanganku lecet, dengan rasa tulang yang ngilu. Tapi aku enyahkan rasa sakit itu..

Karena..

Betapa marahnya aku padanya... tapi aku tidak menyakitinya.

Hanya sumpah serapah sambil trlunjukku menuding muka-muka memelas. Opps.. ingin saja kubunuh

Tapi aku tak sanggup...

Kembali kepalanku mengarah ke tembok..brukk !!!

Argghhhh..... Tuhan cobaan apa ini?

Aku menangis, melolong seperti anak kehilangan ibunya

Sementara orang yang aku ajak berbicara membisu seperti patung gapura.

Betapa sakit hati

Betapa tega

Dia menghancurkan dengan perbuatannya

Dan aku menanggung malu sepanjang masa
Tag : Catatan
Puisi dan Kisah. Powered by Blogger.
Back To Top