Surat Satu Kata Patah Hati untuk Cinta


Kata orang Cinta memang memerlukan ujian nyata. Dan ini memang betul apa yang dialami oleh Burhan saat dia benar-benar jatuh cinta pada seorang wanita. Sebutlah namanya Adinda, gadis cantik anak anggota Dewan di sebuah kota kecil Jawa Timur.

Berbeda dengan  Burhan, pemuda dengan wajah pas-pasan, kulit hitam, hidungpun tidak telalu mancung dan tipikal pendiam tapi tegas.

Keduanya dipertemukan dalam satu sekolah disebuah Madrasah Aliyah, dan kebetulan juga mereka sama-sama satu kelas.

Burhan pemuda miskin yang lugu tapi dia bisa merasakan tanda-tanda cinta yang datang menghampirinya. Yah.. Dinda, inilah cinta pertamanya, cinta yang menurutnya harus diungkapkan.

Setiap hari bertemu, setiap hari berjumpa. Burhan semakin hari memendam rasa kepada si Dinda. Sepertinya dia harus segera mengungkapan isi hati..

Dindapun merasa bahwa ada yang aneh dengan teman kelasnya ini dia tahu Burhan menaksir dirinya. Dia berfikir "Akukan cantik, kaya dan banyak lelaki di sekolah ini mengejar aku. Tapi aku bingung, Burhan adalah laki-laki baik dan aku tidak tega untuk menyakitinya. Jika aku menolak dia akan sakit hati, dan tidak mungkin aku menerinya sedangkan aku tidak mencintainya."

Berlalulah waktu hari demi hari, dan saatnya Burhan sudah tidak sanggup menanggung perasaan cinta. Tiada kata lain dia harus mengungkapkannya sekarang juga.

Diambillah pena dan selembar kertas, dia merasakan betapa kaku tangannya untuk bergerak. Menghabiskan berjam-jam hanya untuk menulis satu paragraf...

Kepada Dinda

Di wisma Belajar

......


Suratpun jadi, untain harapan mengalir dibulir-bulir darah agar cintanya tak bertepuk sebelah arah.

Burhan yang tahu betul kapan Dinda datang segera dia berangkat ke sekolah di pagi buta hanya untuk menyelipkan surat cintanya di meja si Dinda ...

"Dind aku sayang padamu..." bisik Burhan sembari menyelipkan surat itu.

Tak lama beberapa jam dindapun datang. Seperti biasa dia akan meletakkan tasnya dibawah laci.. ketika menaruh tasnya tiba-tiba dia menyentuh sebuah benda tipis. Penarasan akhirnya Dinda melongok ke dalam, "Apa ini?" sambil dibuka pelan-pelan "ya Ampun.. ini surat cinta dari Burhan."

Tak terasa meneteskan air mata, firasat dia benar-benar terjadi. Dia ditembak oleh lelaki yang tidak dia cintai.

Akhirnya dua hari berlalu paska kejadian itu, Burhan masih harap-harap cemas. Benar-benar harus menyiapkan mental untuk 2 pilihan, DITERIMA atau DITOLAK

"Kalaupun diterima alhamdulillah, kalaupun ditolak tidak apa-apa" Hibur Burhan

Diantara penantian itu mereka menjadi seperti salah tingkah dari mulai jarang mengobrol hingga curian-curian mata diantara mereka.

Hingga suatu hari Burhan dikejutkan sebuah kertas di bawah laci mejanya, nampak sumringah dan penuh dengan luapan bahagia, "Alhamdulillah, akhirnya ada balasan surat dari Dinda."

Dibukanya pelan-pelan amplop merah jingga itu, dan diambillah kertas didalamnya.. Kemudian dia membaca isi surat balasan cinta dengan seksama,

To: Burhan

Di wisma kerinduan

Assalamu'alaikum wr wb.

Salam Persahabatan

Alhamdulillah aku sudah menerima suratmu, dan aku mengerti apa yang kamu tulis didalamnya. Aku harap kamu jangan kecewa dengan jawabanku karena aku ingin menjadi yang terbaik diantara kita.

Burhan... memang berat jawaban ini, terus terang aku selalu memikirkan perasaanmu. Dan aku tahu adalah dirimu berhak sayang ke aku...

Dan aku mencoba istikharah, dan ternyata inilah jawaban yang tepat yang kuberikan untukmu. Burhan dengarkanlah jawaban isi hatiku,

"KUTERIMA CINTAMU, KUTOLAK DIRIMU"

Aku harap kamu mengerti dan kita tetap menjadi sahabat sampai nanti.

Dari Sahabatmu

Dinda

Burhan hanya mengulang-ngulang surat itu, hingga hafal diluar kepala,

 "KUTERIMA CINTAMU, KUTOLAK DIRIMU"
Puisi dan Kisah. Powered by Blogger.
Back To Top