Kisah Cinta Demi Kekasih

kisah cinta
Kisah Cinta - Kisah ini saya nukil dan edit (gubah) dari kitab Syeikhul Islam Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Raudhotul Muhibbin. Kalau dalam edisi terjemahan agak lupa kayaknya “ Taman-taman Orang yang Jatuh Cinta”, cet. Irsyad Baitussalam ato buku “Cinta dan Syahwat” Ibnu Qayyim.

Tapi no what what ini saya ketengahkan kisah cinta dengan gaya bahasa apa adanya ( menjiwai hehehee). Di suatu negeri tersebutlah seorang pemuda yang tampan dan cakap,dan muslim yang shaleh. Kesehariannya dia sebagai tukang kunci dan tukang pembuat pintu rumah. Pemuda ini hanya hidup berdua dengan ibunya.

Mereka sangat bahagia dengan kesederhanaannya. Seperti hari-hari yang telah lalu, pemuda ini selalu mendapat order dari masyarakat setempat untuk membenahi pintu sekalian dengan memasang kuncinya..kali ini dia dapat tawaran dari seorang bangsawan kaya,,

Dengan semangatnya pemuda ini mendatangi rumah bangsawan tersebut,

“ Permisi tuan, tadi tuan memesan saya untuk memperbaiki pintu, mungkin pintu yang mana tuan? Apakah saya bisa kerjakan sekarang?” Tanya sang pemuda kepada pemilik rumah.

“ Oh pintu yang depan ya, silakan di kerjakan sekarang saja, yang penting beres,,saya tinggal dulu sebentar” terang si pemilik rumah.

“Baik tuan.” Jawab pemuda ini dengan sopannya dan dia bergegas mendatangi pintu yang di tunjuk si pemilik rumah dan dengan teliti dia berusaha sebaik mungkin memberi pelayanan yang memuaskan untuk pelanggannya.

“dog!! dog!!! dog!! tak tak tak!!!..” suara peralatan pemuda itu yang sedang memperbaiki pintu, dengan konsentrasi penuh agar pekerjaannya cepat selesai.

Tapi tiba-tiba ada sekilas bayangan yang tampak oleh matanya seorang wanita menawan hati. dan wanita tersebut juga sedang mengawasi si pemuda dengan seksamanya. Tampak raut-raut kekaguman di antara ke duanya. Sungguh hati pemuda begitu takjub melihat kecantikan putri sang pemilik rumah, laksana rembulan di padang ilalang. Sebagaimana kebiasaan bangsa arab bahwa wajah yang nampak dari seorang wanita adalah sebuah fitnah yang terbesar yang membuat hati akan merasa cenderung kepadanya.

Begitu juga wanita ini dia begitu terpesona dengan ketampanan sang pemuda..

Hati mereka seperti terbang bersama angan angan yang tiada hentinya… Akhirnya pemuda tesebut menyelesaikan pekerjaannya membenahi pintu, setelah mendapatkan upah dari sang pemilik rumah dia segera bergegas pulang.

“ Ya Allah, aku melihat wanita yang bagus perawakannya dan bersih wajahnya, sepertinya aku akan merindukannya.” bisik pemuda dalam hatinya ketika dalam perjalanan. Tak terkecuali juga sang wanita, kini pekerjaannya hanya melamun saja di kamar memikirkan pemuda tersebut. “ Ternyata hatiku terfitnah dengan pemuda tersebut, apakah dia juga memikirkanku ya?”

“ Duhai engkau hati kemana gerangan membawa cinta yang tiada berujung.
Aku merindukan seseorang tapi aku tak sanggup menerka isi hatinya.”

Rindu mereka semakin menjadi-jadi, kekalutan hati yang tak menentu, dan berusaha untuk mengungkapkan isi hati bahwa mereka betul-betul saling mencintai. “ Aku akan menemuinya dan akan ku katakan pada rembulanku.” "Rasa-rasanya beban hati akan menimpa insan yang di rundung ‘isyq. Tapi lihatlah kini aku datang kepadamu dan akan ku katakan. Dengan keceriaan hati agar engkau tahu jiwa ini begitu memikirkanmu.”

Tapi apa yang terjadi, takdir Allah berkehendak lain, sebelum pemuda ini mengungkapkan isi hati, sang bangsawan dan keluarganya telah pindah ke negeri lain. Maka meranalah hati pemuda ini karena sang pujaan hati makin jauh dari pandangan. Kini ia hanya meratap tentang nasib cintanya. Hari- harinya kini begitu sempit, hanya tangisan rindu yang tak terpendam. Semakin hari rasa rindu semakin mendalam, dia hanya berpikir bagaimana cara ia tahu kabar sang pujaan hati. Maka dia mendapatkan jawaban yang tepat yaitu dengan menitipkan surat dan kurir ke sahabatnya yang biasa safar ke negeri sang wanita tinggal saat ini. “

Sampaikan surat ini ke fulanah saudaraku, tanyakan kabarnya dan mintalah jawaban dari isi surat ini.” pesan sang pemuda kepada sahabatnya yang akan safar. Akhirnya sahabat ini safar dan menyampaikan surat yang di titipkan kepadanya. Dan begitu sang wanita mengetahui bahwa yang datang adalah kabar dari sang pemuda, dia begitu senang nya. Dan di bukalah surat ini yang berisi tentang ungkapan isi hati sang pemuda.

Gayungpun bersambut, wanita ini begitu bahagia dengan apa yang barusan ia baca. Lantas dengan bergegas ia membuat surat balasan tentang jawaban hatinya. “ sampaikan surat ini dan katakan pada fulan jika kerinduan yang terpendam akan segera terungkap laksana matahari di siang hari”. Lalu pemuda tersebut pulang dari safar-nya dan tidak lupa menyampaikan pesan dan surat dari seseorang.

Sang pemuda kian hari kian rindu akan cintanya setelah dia tahu sambutan cinta dari sang kekasih. Kini dia hanya meratapi nasibnya yang jauh dari sang dambaan hati. Rindunya yang semakin dalam membuat dia tidak bergairah,dia lupa makan, hari-harinya hanya melamun dan melamun hingga diapun terjatuh sakit.. dan sakitnya kian hari kian memburuk.

Ibunya melihat kondisi putranya merasa iba, dia bingung penyakit apa yang menimpa putranya, dia sudah mendatangkan banyak tabib tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Seperti kebanyakan seorang ibu yang begitu sayangnya pada sang anak, dia mencari tahu apa penyebabnya.

Lalu dia mencoba mengorek keterangan dari sahabat sang putra.” Duhai ummu fullan.putramu terkena penyakit aneh,dia tidak akan sembuh karena obatnya begitu susahnya, karena dia sedang jatuh cinta, maka tiada obatpun kecuali dia harus bertemu dengan kekasihnya” itulah jawaban dari sahabat putranya itu.dan banyak hal ihwal lain yang dia ceritakan kepada sang ibu yang dia ketahui tentang kisah cinta putranya.

Sang ibu yang begitu sayang pada putranya, dan menginginkan kesembuhannya. Dia berusaha menghibur dan menceritakan tentang sang wanita yang di rindukan sang putra dengan tujuan agar sang anak cepat sembuh “

Putraku bagaimana keadaanmu? Ketahuilah si fulanah juga merindukanmu, bersegeralah temui dia…” hibur sang ibu dengan cerita yang di buat-buat agar anaknya tambah semangat dan di harapkan cepat sembuh.

Tapi apa yang terjadi, maka makin merindulah pemuda ini, rindunya makin menjadi-jadi bak ulat yang terkena panas matahari di siang hari, begitu rindunya menjadikan kondisi pemuda ini semakin parah sakitnya.

Dan hampir-hampir ia sakaratul maut. Mendengar sang pemuda sakit parah maka sahabatnya yang biasa mengantar surat ini bergegas datang menjenguknya. Sahabat ini merasa iba “ Sahabatku engkau sakit begitu parah, apa yang terjadi gerangan? mungkin aku membantuku?” hibur sahabat.

“ Aduhai cinta kini aku seperti terlilit olehnya,
aku tak sanggup menahan perih
sebab jauh dengan laila,
setiap apa yang terpendam dalam beban yang membuat sakit parah tubuh ini.
tak membuatku jera akan mencintainya,
aku akan mendapatkan dambaanku dan aku akan menemuinya.”

“ Bagaimana engkau akan melakukannya teman? Sementara engkau jauh dengannya dan keadaanmu seperti ini.” Tanya sang sahabat.

Kemudia dia menjawab "Meski di dunia aku tak bisa bersamanya, dan tidak bisa menemuinya tapi di akhirat aku akan menemaninya. Karena kami beda keyakinan aku takut akan terpisah dengannya maka Saksikanlah teman! aku akan keluar dari agama Muhammad dan aku akan bersaksi bahwa Isa putra maryam adalah tuhan”

Maka setelah ia berucap seperti itu, malaikat Izroil mencabut nyawanya. Na’udzubillah min dzalik. Sahabat dan ibunya tersentak atas kematian putra tercintanya. Hanya tangisan-tangisan ratapan yang tiada henti-hentinya.

Beberapa hari kemudian setelah sepeninggal pemuda ini, maka sahabat ini berinisiatif mengabarkan perihal tentang keadaan pemuda tersebut kepada kekasihnya.

Setelah sampai di negeri tempat tinggal si wanita, maka sahabat ini memasuki rumahnya. Tak di sangka ternyata wanita ini juga sedang sakit parah, dan mendekati sakaratul maut juga, akhirnya sahabat ini mengurungkan niat untuk mengabarkan perihal atas kematian sang pemuda. Dia takut jika mengabarkannya nanti hati si wanita bertambah sedih dan sakitnya bertambah parah.

Dengan di antar bapaknya akhirnya sahabat ini memasuki kamar si wanita. Mendekatlah ia, begitu pilunya melihat kondisi wajah wanita yang pucat pasi tak berdaya. “ Bagaimana keadaanmu saudariku? Apa yang menyebabkanmu sakit seperti ini?” Tanya sang sahabat.

Kemudian dia menjawab.

“ Sebagaimana siang yang selalu ada dengan mentari,
kini setiap aku berhembus nafas, wajahnya selalu mengikuti,
bukti pengorbanan yang perlu tak semestinya,
rindu ini menjadikan tepisah dengan sang dambaan,
rasa ini ingin selalu bersua dengannya,
Laksana gemetar malam,dengan riangnya bintang.
aku akan selalu mengejar kemana kekasihku ini”

“ Duhai saudariku bagaimana engkau akan melakukannya, sementara keadaanmu seperti ini.” hibur sang sahabat.

“ Rindu ini begitu hebatnya, aku tak sanggup berpisah dengannya, meski nyawa kami terjemput malaikat maut, hati kami akan terpaut dan aku yakin kan bersatu dengannya.”

“ Aku ingin bersamanya dan tak akan terpisah dengannya di kemudian hari. Maka saksikanlah !! bahwasanya Isa putra Maryam adalah nabiyullah dan aq bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad bin’Abdullah adalah utusan Allah.”

Maka terkejutlah bapaknya mendengar putrinya mengucapkan kalimat itu, lalu dia teriak ke pemuda ini “ Anak kurang ajar ini sekarang menjadi golonganmu, sekarang ambil dan bawa dia!!!” “ Tunggu bapakku !” si wanita berusaha teriak sambil melambaikan tangannya dengan lemah. Tapi qodarulllah sepenggal kata itu menjadi ucapan terakhir dari bibir wanita tersebut. Dia meninggal dalam keadaan Islam.

Sungguh maha Benar Engkau ya Allah, yang membolak balikkan hati ham-hamba-Nya. Maka tetapkanlah hati ini agar selalu istiqomah di jalan-Mu. Inilah secuil kisah dari banyak kisah tentang sepak terjang yang mengatas namakan cinta. Tulisan ini aku persembahkan untuk teman-teman dakwah yang mengatas namakan adanya “ Pacaran Islami”. Banyak hal yang perlu kita kaji tentang makna pacaran. Karena kita tahu bahwa konteks pacaran zaman sekarang semakin kacau. Monggo teman-teman camkan baik-baik tentang makna pacaran sebenarnya, atau mungkin lebih enak meminjam istilah saudara Salim A. Fillah “ ni’matnya pacaran sesudah menikah."

Hanya seuntai kata yang aku haturkan untuk kalian “ apa yang kita pikirkan dari yang namanya maut, tapi engkau tak bisa menyangkalnya. Dulu kita tersenyum riang dimasa kanak-kanak. Tapi lihatlah kini sebagian kita di panggil oleh teriakan putra putri kita “ayah ibu !!” lalu tiba-tiba kita sudah beruban dan keriput kulit ini. Duh ternyata terlalu pendeknya umur ini, sementara amal kita begitu sedikitnya ”. Uhibbukum fillah.

Syekh Ghimoen Yajlisu ‘Alal Qomari Al Kadiri
Tag : Kisah Cinta
Puisi dan Kisah. Powered by Blogger.
Back To Top